“Saya sudah melakukan aksi seperti ini sejak tahun 1961.
Sudah sekitar 43 tahun” ungkapnya. Untuk melakukan
aksinya ia mengaku terus mengasah kemampuannya dengn latihan “apa yang bisa saya
lakukan sebenarnya dapat juga dilakukan oleh orang lain. Kunci hanyalah latihan
terus menerus.
Berbekal dengan pengalaman
tersebut menjadikan ia tidak pernah melihat speedometer saat melakukan aksinya
“Saya tidak pernah melihat speedometer mobil. Namun saya bisa memperkirakan kecepatannya”
tambahnya.
Sarat akan pengalaman dan mental yang kuat menjadikan ia
selalu memberikan aksi yang terus dapat memukau pengunjung. Sorakan pengunjung
yang terpuaku pada aksinya pun membuatnya merasa semakin tertantang. Semakin
penonton bersorak, semakin ekstrim pula aksinya.
Sebagai pemanasan, ia melakukan aksi parkir tanpa
menggunakan gigi mundur diantara 2 mobil, sehingga diperlukan putaran 180
derajat yang tentunya tidak semua orang dapat melakukannya. Parkir paralel
dengan cara J-turn pun sukses ia lakukan meski jarak antara 2 mobil sangat
rapat.
Mencari tantangan lebih ia pun mengajak penonton untuk
melakukan aksi mengemudi mobil hanya dengan 2 roda. Sebagai aksi pamungkas, ia
mempertunjukkan aksi donats alias memutarkan mobil di satu titik berkali-kali
“IIMS adalah acara yang sangat besar. Dan menurut saya, IIMS adalah acara yang
terbesar di regional (Asia Tenggara)” tutupnya.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar