Kamis, 10 Oktober 2013

Suzuki Karimun Wagon R Mobil Super Di Kemacetan Super

Jarang APM melakukan media test drive di Jakarta. Jalannya yang macet dan’gitu-gitu aja’ dianggap kurang menantang untuk menguji sebuah kendaraan. Namun, PT. Suzuki Indomobil Sales selaku APM resmi Suzuki justru melihat ini sebagai rute yang pas untuk menguji ketangguhan line terbaru mereka, Suzuki Karimun Wagon R.



“Tadinya kami memang ingin diluar kota untuk memperlihatkan bahwa mobil ini bisa di medan mana saja. Namun, kami ingin memperlihatkan kondisi rill yang akan menjadi segmen pembeli mobil ini. Untuk itu kami memilih BSD, Depok dan Jakarta untuk menjadi rute medi test drive kali ini” ungkap Davy Tuilan, 4W Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Ya, rute yang ditempuh memang rute yang jamak dilakoni oleh para warga commuter yaitu dari BSD ke Depok dan kemudian ke Jakarta Selatan. Tantangannya? Tentu saja di kemacetannya dan penelusuran jalan-jalan tikus. Dan ini merupakan rute yang pas untuk menguji kelincahan Suzuki Karimun Wagon R.
Saat memasuki kabin, yang kam rasakan adalah mobil ini terasa cukup lega, dan bahkan untuk penumpang belakang sekalipun. Barang bawaan kami yang terbilang cukup banyak pun dengan mudah dapat dimasukkan kedalam bagasi.



Berangkat dari kawasan BSD, kami langsung menuju ke Depok. Saat memasukkan tuas persneling ke gigi 1 cukup terasa berat. Namun saat perpindahan gigi berikutnya, rasanya sudah cukup ringan. Hanya gigi 1 saja yang menjadi perhatian, kok susah ya?

Yang namanya mobil LCGC, adalah normal bila kami berharap mobil ini bisa irit. Untuk mendukung keiritannya tersebut, Suzuki memberikan gear shift indicator yang berfungsi untuk menginfomasikan kapan pengemudi harus menaik-turunkan gigi agar konsumsi BBM bisa maksimal.



Tak hanya itu, mesin K10B 1000cc DOHC yang disematkan Suzuki juga diklaim memiliki tenaga yang besar. Sehinga pada saat kondisi lancar, mobil pun kami geber hingga mencapai 110 km/jam. Hebatnya, meski mobil ini terbilang kecil dan mengkotak, mobil ini terasa mantap dan tidak limbung.

Memasuki daerah Fatmawati, kemacetan mulai terjadi. Rombongan mulai terpisah dan kami terpaksa melakukan beberapa manuver guna tetap menjaga jarak. Manuver tersebut menjadi terasa ringan berkat dimensi mobi yang kecil. Sehingga bisa ‘nyempil’ ke kerumunan dengan lebih leluasa.

Saat memasuki Kampung 99 Pepohonan, jalan yang dilalui ternyata jauh dari kata apik. Selain aspal yang tidak rata, jalannya pun sangat kecil dan hanya dapat dilalui 1 kendaraan saja. Namun Suzuki Karimun Wagon R berhasil melalui jalan tersebut dengan mudah.



Setelah melakukan penanaman pohon trembesi, kami pun beranjak menuju Jakarta Selatan. Kembali rombongan terpisah dan kami harus bersabar dengan kemacetan. Sesaat kami khawatir dengan keadaan bensin, namun saat melihat ke indikator bensin ternyata baru kurang sekitar 2 bar. Cukup irit meski kami menghadapi kemacetan parah.

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam, kami berhasil mencapai lokasi dengan selamat. Bensin yang dikeluarkan sejak di BSD memang berkurang, namun terasa masih irit jika dibandinkan dengan mobil non LCGC.


Mobil yang dibanderol dengan harga Rp. 99,9 juta ini memang tidak memiliki fitur ‘wow’ layaknya mobil-mobil yang haganya lebih mahal. Namun untuk dgunakan oleh keluarga yang embutuhkan kendaraan yang irit namun nyaman, rasanya Karimun Wagon R memang sudah lebih dari cukup untuk menjawab kebutuhan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar