“Tadinya
kami memang ingin diluar kota untuk memperlihatkan bahwa mobil ini bisa di medan
mana saja. Namun, kami ingin memperlihatkan kondisi rill yang akan menjadi
segmen pembeli mobil ini. Untuk itu kami memilih BSD, Depok dan Jakarta untuk
menjadi rute medi test drive kali ini” ungkap Davy Tuilan, 4W Marketing and DND Director PT Suzuki Indomobil
Sales (SIS).
Ya, rute yang ditempuh memang rute yang jamak dilakoni oleh
para warga commuter yaitu dari BSD ke Depok dan kemudian ke Jakarta Selatan.
Tantangannya? Tentu saja di kemacetannya dan penelusuran jalan-jalan tikus. Dan
ini merupakan rute yang pas untuk menguji kelincahan Suzuki Karimun Wagon R.
Saat memasuki kabin, yang kam rasakan adalah mobil ini terasa
cukup lega, dan bahkan untuk penumpang belakang sekalipun. Barang bawaan kami
yang terbilang cukup banyak pun dengan mudah dapat dimasukkan kedalam bagasi.
Berangkat dari kawasan BSD, kami langsung menuju ke Depok. Saat
memasukkan tuas persneling ke gigi 1 cukup terasa berat. Namun saat perpindahan
gigi berikutnya, rasanya sudah cukup ringan. Hanya gigi 1 saja yang menjadi perhatian,
kok susah ya?
Yang namanya mobil LCGC, adalah normal bila kami berharap
mobil ini bisa irit. Untuk mendukung keiritannya tersebut, Suzuki memberikan
gear shift indicator yang berfungsi untuk menginfomasikan kapan pengemudi harus
menaik-turunkan gigi agar konsumsi BBM bisa maksimal.
Tak hanya itu, mesin K10B 1000cc DOHC yang disematkan Suzuki
juga diklaim memiliki tenaga yang besar. Sehinga pada saat kondisi lancar,
mobil pun kami geber hingga mencapai 110 km/jam. Hebatnya, meski mobil ini
terbilang kecil dan mengkotak, mobil ini terasa mantap dan tidak limbung.
Memasuki daerah Fatmawati, kemacetan mulai terjadi. Rombongan
mulai terpisah dan kami terpaksa melakukan beberapa manuver guna tetap menjaga
jarak. Manuver tersebut menjadi terasa ringan berkat dimensi mobi yang kecil.
Sehingga bisa ‘nyempil’ ke kerumunan dengan lebih leluasa.
Saat memasuki Kampung 99 Pepohonan, jalan yang dilalui
ternyata jauh dari kata apik. Selain aspal yang tidak rata, jalannya pun sangat
kecil dan hanya dapat dilalui 1 kendaraan saja. Namun Suzuki Karimun Wagon R
berhasil melalui jalan tersebut dengan mudah.
Setelah melakukan penanaman pohon trembesi, kami pun beranjak
menuju Jakarta Selatan. Kembali rombongan terpisah dan kami harus bersabar
dengan kemacetan. Sesaat kami khawatir dengan keadaan bensin, namun saat
melihat ke indikator bensin ternyata baru kurang sekitar 2 bar. Cukup irit
meski kami menghadapi kemacetan parah.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam,
kami berhasil mencapai lokasi dengan selamat. Bensin yang dikeluarkan sejak di
BSD memang berkurang, namun terasa masih irit jika dibandinkan dengan mobil non
LCGC.
Mobil yang dibanderol dengan harga Rp. 99,9 juta ini memang
tidak memiliki fitur ‘wow’ layaknya mobil-mobil yang haganya lebih mahal. Namun
untuk dgunakan oleh keluarga yang embutuhkan kendaraan yang irit namun nyaman,
rasanya Karimun Wagon R memang sudah lebih dari cukup untuk menjawab kebutuhan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar